Mungkin dari kerapuhan ataukah kepedihan,
Hingga aku hanya bisa menangis pada puisi,
Hingga aku larut dalam2 tersedak kehidupan,
Bukan hitungan dua dikurang satu sama dengan satu,
Bukan ibu dikurang ayah sama dengan yatim,
Ayah pergi lalu ibu tinggal,
Ayah menuju keterpisahan,
membuatkan batas yang tak mampu kutuju,
Ibu yang semakin sendu,
Ibu yang selalu meyakinkanku,
Ibu adalah ketangguhan dalam kesendirian,
Menggiringi hidupku,
Pada permulaan yang akan selalu mendekatkanku pada akhiran,
Akhiran kebahagian,
Atau aku celaka dan durhaka karena menghadiahi ibu......
dengan sumber air mata tangis,
lalu aku pergi kepada pusara ayah
lalu aku pulang
lalu aku bercerita kpd Ibu,
Ohhhh....Ayah..
Mengenang seperti apa lagi yang bisa menyusutkan rinduku
Karena terlalu tinggi kuraih,
Kehadiranmu dalam anganku,
AYah...
Ibu menangis lagi,
Ibu terisak lagi...
Tapi bukan itu yang kusesali,
Karena kerapuhan sebabnya,
Karena pergulatan yang kering ini, Karena kepedihan,
Karena pecahan kaca-kaca itu, Kaca yang harus ditapaki,
Sementara telapak kaki belum begitu sembuh,
Aku ingat ajaran Ayah...
Bagaimana membuat senyum ibu kembali,
ini luka....yang bercerita lalu entah,
Entah yang tak pernah dimengerti, oleh ku, dan oleh ku juga,
Berlalu bersama retak waktu,
Yang mengeping dan mengecil menjadi kenestapaan,
Lalu menitik pada keterpekuran,
Dan takkan pernah hilang,
Sekalipun telah melewati seribu malam-malam perenungan,
Pada bunga kamboja,
Yang masih kaku untuk kutaburkan,
Pada masa yang turut mengentakkan,
Dalam kesadaran yang mengepung menjadi diam,
Jika doaku sampai,
Cukup kirimkan aku senyuman,
Dan akan selalu kujenguk makam mu
Aku janji..Aku tidak akan menangis lagi ...AYAH.
Di hari lebaran ini, berkumpul sanak saudara ..
Semua melihat potret Ayah dengan mata berkaca kaca ..
Kepahlawanan Ayah dalam keluarga membekas sbg pusaka.
Minggu, 19 Agustus 2012
AKU & IBU....RINDU PELUKAN AYAH
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Puisi Ayah
TERDAKWA OLEH SENI RINDU
_______________________________________
Pada peradilan meja puisi,
Debat bathin mimpi tentang sepi,
Yang diajukan oleh malam dingin sunyi,
Dan diterpa terik panasnya pagi siang hari,
Kita ikuti syair dengan teropong hati,
Sabar dan tenang, pelan saja dlm pengejawantahan,
Sambil menunggu saja langit malam dan rembulan,
Walau kita rasa waktu berangkat jalan lamban,
Seyogyanya kita tuang secangkir kopi di atas nampan,
Waooo, dgn tulus hatimu, lembut kau katakan pdku,
Melukis dan menulis saja .........katamu,
Jangan ada tersedu pilu dalam menanti rindu,
Lalu aku menerawang ke bias mengukir ragu,
Pada peradilan meja puisi,
Debat bathin mimpi tentang sepi,
Yang diajukan oleh malam dingin sunyi,
Dan diterpa terik panasnya pagi siang hari,
Kita ikuti syair dengan teropong hati,
Sabar dan tenang, pelan saja dlm pengejawantahan,
Sambil menunggu saja langit malam dan rembulan,
Walau kita rasa waktu berangkat jalan lamban,
Seyogyanya kita tuang secangkir kopi di atas nampan,
Waooo, dgn tulus hatimu, lembut kau katakan pdku,
Melukis dan menulis saja .........katamu,
Jangan ada tersedu pilu dalam menanti rindu,
Lalu aku menerawang ke bias mengukir ragu,
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Puisi Asmara,
Puisi Cinta,
Puisi Rindu
ALLOHU AKBAR
Ya Allah ..
aku memohon kepadaMu ,
iman yang tidak akan lepas,
nikmat yang tidak akan habis,
serta mendapat Syafa'at Nabi Muhammad SAW.
ampunilah segala dosa hamba,
dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
MOHON MA'AF LAHIR BAATHIN
==================================================
Gema Takbir kian membahana..
Terasa tersingkir dari rasa duka..
Hari Raya Idul fitri telah tiba..
memberi dan meminta maaf kepada sesama..
Yaa...Allah ya Robbi.
Mohon ampunilah segala dosa-dosa hambaMU..
Ridho-i saling maaf kepada sesama umatMU..
Karena Surgamulah tujuan dari semua itu..
Sucikan hati dalam di hari Fitri
Raih kenikmatan dari sebuah perjuangan..
Hasil kemenangan dari ujian kesabaran salam Ramadhan ..
Memohon kpd Allah tuk di pertemukan kembali tahun depan..
Saya
Gim Mao Enjoy mengucapkan :
Minal Aidzin wal Faidzin..
mohon maaf lahir bathin..
selamat Hari Raya Idul Fitri.
==================================================
Gema Takbir kian membahana..
Terasa tersingkir dari rasa duka..
Hari Raya Idul fitri telah tiba..
memberi dan meminta maaf kepada sesama..
Yaa...Allah ya Robbi.
Mohon ampunilah segala dosa-dosa hambaMU..
Ridho-i saling maaf kepada sesama umatMU..
Karena Surgamulah tujuan dari semua itu..
Sucikan hati dalam di hari Fitri
Raih kenikmatan dari sebuah perjuangan..
Hasil kemenangan dari ujian kesabaran salam Ramadhan ..
Memohon kpd Allah tuk di pertemukan kembali tahun depan..
Saya
Gim Mao Enjoy mengucapkan :
Minal Aidzin wal Faidzin..
mohon maaf lahir bathin..
selamat Hari Raya Idul Fitri.
Yaa...Allah ya Robbi.
Mohon ampunilah segala dosa-dosa hambaMU..
Ridho-i saling maaf kepada sesama umatMU..
Karena Surgamulah tujuan dari semua itu..
Sucikan hati dalam di hari Fitri
Raih kenikmatan dari sebuah perjuangan..
Hasil kemenangan dari ujian kesabaran salam Ramadhan ..
Memohon kpd Allah tuk di pertemukan kembali tahun depan..
Saya
Gim Mao Enjoy mengucapkan :
Minal Aidzin wal Faidzin..
mohon maaf lahir bathin..
selamat Hari Raya Idul Fitri.
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Lebaran,
minal aidzin wal faidzin,
Mohon ma'af
Senin, 06 Agustus 2012
MEROBEK KEMUSTAHILAN
Memanen Sepenggalan Kata dgn merobek Asa keMustahilan.
Di keheningan kelamnya kesendirian dalam kenyuian,
Menggemah kaki beranjak meniti ditangga kesepian,
Sampai memasuki pertapaan bisu dalam kenalurian,
Untuk mencari cari ARTI HAKIKI dgn memeluk AYAT AYAT KASIH,
Kulukis putih dinginnya kabut kabut tanpa batas dimensi,
Akupun merasa asing dengan diriku sendiri,
Karena jutaan angan2ku terbawa derasnya MIMPI,
Jauh menjauh dari diri memandang hati,
Dalam Rerambatan Renungan KESUNYIAN,
Ku mengharap SETITIK KECERAHAN,
♥♥♥ sekejap kaki injak bumi, terkurung sepi dlm misteri ♥♥♥
Sampai memasuki pertapaan bisu dalam kenalurian,
Untuk mencari cari ARTI HAKIKI dgn memeluk AYAT AYAT KASIH,
Kulukis putih dinginnya kabut kabut tanpa batas dimensi,
Akupun merasa asing dengan diriku sendiri,
Karena jutaan angan2ku terbawa derasnya MIMPI,
Jauh menjauh dari diri memandang hati,
Dalam Rerambatan Renungan KESUNYIAN,
Ku mengharap SETITIK KECERAHAN,
♥♥♥ sekejap kaki injak bumi, terkurung sepi dlm misteri ♥♥♥
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Puisi : Renungan,
Puisi kehidupan. Puisi Kepasrahan,
Puisi Kesepian,
Puisi Suka Duka
Minggu, 05 Agustus 2012
KELETIHANPUN TAK TERASA.
Tak pernah aku duga perjalan hidup fana,
Panjangnya menelusuri kemarau rasa,
Ku berupaya diBumi yg semakin panas asa,
Merambahi hari-hari gelap / terang suasana,
Memang agaklah sulit memahami arti / makna,
Dalam mengartikan dan menejemahkan Khayalan,
Bahkan tuk melengkapi ingin wujudkan kenyataan,
Guna menumbuhkan jaringan kisi kisi fikiran,
Agar semua bisa dihayati ..............
Dengan Mata Hati yg mungkin lebih banyak menyaksikan,
Bahwa kejujuran acap kali tersimpan di dasar jiwa yg dalam,
HANYA ATAS KEHENDAK TUHAN ...
PERJALANAN HIDUP AKAN TERHENTI...
MUNGKIN DGN MEMAHAMI ARTI INTI KEHIDUPAN
MAKA KELETIHAN ATAU KELELAHAN TAKKAN TERASA.
Memang agaklah sulit memahami arti / makna,
Dalam mengartikan dan menejemahkan Khayalan,
Bahkan tuk melengkapi ingin wujudkan kenyataan,
Guna menumbuhkan jaringan kisi kisi fikiran,
Agar semua bisa dihayati ..............
Dengan Mata Hati yg mungkin lebih banyak menyaksikan,
Bahwa kejujuran acap kali tersimpan di dasar jiwa yg dalam,
HANYA ATAS KEHENDAK TUHAN ...
PERJALANAN HIDUP AKAN TERHENTI...
MUNGKIN DGN MEMAHAMI ARTI INTI KEHIDUPAN
MAKA KELETIHAN ATAU KELELAHAN TAKKAN TERASA.
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Puisi Kehidupan,
Puisi Makna,
Puisi Pasrah,
Puisi Renungan
MIMPI YG TERPENGGAL PENGGAL
Mengurai air mata dalam tafakurku,
Terjerat diam menerobos ruang hampa,
Dihujam angin tajam mengiris hingga menusuk Bulan,
Ada bayang berkelebat lenyap disapu sadar,
Angankupun timbul tenggelam ....
Keheninganpun merenggutku kedalam dasar jiwa,
Gesek daun ranting meronta merobek kesepian.
Bagai dekapan yang masih terasa hangat di darah,
Gemintangpun lelap sembunyi di gelap kelam,
Langitpun terlihat semakin gelap ... krn bulan mendekam,
Menerawang ketertegun dikeheningan akal,
Menafsirkan mimpi2ku yang terpenggal penggal..
Dan seharusnya aku " DIAM " bertawakal.
Berserah , sujud pasrah tuk mempersiapkan Ajal.
Angankupun timbul tenggelam ....
Keheninganpun merenggutku kedalam dasar jiwa,
Gesek daun ranting meronta merobek kesepian.
Bagai dekapan yang masih terasa hangat di darah,
Gemintangpun lelap sembunyi di gelap kelam,
Langitpun terlihat semakin gelap ... krn bulan mendekam,
Menerawang ketertegun dikeheningan akal,
Menafsirkan mimpi2ku yang terpenggal penggal..
Dan seharusnya aku " DIAM " bertawakal.
Berserah , sujud pasrah tuk mempersiapkan Ajal.
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Puisi : Renungan,
Puisi Air Mata,
Puisi Ajal,
Puisi Gelap,
Puisi Hening,
Puisi Jiwa,
Puisi Kehidupan,
Puisi Pasrah,
Puisi Sepi
Langganan:
Postingan (Atom)