Senin, 23 Desember 2013
MENUNTUT ILMU ITU TAK ADA HABISNYA.
Hidup ini dibutuhkan Belajar,
Belajar memahami arti kehidupan ditengah luasnya pengetahuan,
Namun jangan sampai lho.. belajar itu hanya sebagai Umpan,
Melupakan akan dasar kehidupan, seakan dunia hanya miliknya,
Hingga segala cara dihalalkan untuk amisi & ambisi terwujudkan,
Bila untuk itu , buat apa belajar hidup, bila tiada memaknainya,
Bila untuk itu , buat apa membaca hidup jika tiada memahaminya,
Bila untuk itu , buat apa bertanya jika tiada mengerti arti jawabanya,
Belajar inginkan kepintaran dan Kepintaran inginkan kesuksesan,
Ayooo...Belajar dan terus belajar dengan keyakinan,
Ayooo...Belajar bersyukur meski dirundung tak cukup.
Ayooo...Belajar ikhlas meski terhasut tak rela.
Ayooo...Belajar taat meski sangat berat.
Ayooo...Belajar memahami meski sering tak sehati.
Ayooo...Belajar bersabar meski selalu terbebani.
Ayooo...Belajar setia meski banyak goda.
Ayooo...Belajar tulus meski kadang terdzholimi.
JIKA GAGAL JNGN PUTUS ASA, PADA ALLAH SWT. TEMPAT MEMINTA…!
JIKA SEDIH JNGN BERLARUT PILU, PADA ALLAH SWT. TEMPAT MENGADU…!
JIKA BAHAGIA JNGN MENJADI LUPA, PADA ALLAH SWT. TEMPAT MEMUJA…!
Angon Nalar
—
Hidup ini dibutuhkan Belajar,
Belajar memahami arti kehidupan ditengah luasnya pengetahuan,
Namun jangan sampai lho.. belajar itu hanya sebagai Umpan,
Melupakan akan dasar kehidupan, seakan dunia hanya miliknya,
Hingga segala cara dihalalkan untuk amisi & ambisi terwujudkan,
Bila untuk itu , buat apa belajar hidup, bila tiada memaknainya,
Bila untuk itu , buat apa membaca hidup jika tiada memahaminya,
Bila untuk itu , buat apa bertanya jika tiada mengerti arti jawabanya,
Belajar inginkan kepintaran dan Kepintaran inginkan kesuksesan,
Ayooo...Belajar dan terus belajar dengan keyakinan,
Ayooo...Belajar bersyukur meski dirundung tak cukup.
Ayooo...Belajar ikhlas meski terhasut tak rela.
Ayooo...Belajar taat meski sangat berat.
Ayooo...Belajar memahami meski sering tak sehati.
Ayooo...Belajar bersabar meski selalu terbebani.
Ayooo...Belajar setia meski banyak goda.
Ayooo...Belajar tulus meski kadang terdzholimi.
JIKA GAGAL JNGN PUTUS ASA, PADA ALLAH SWT. TEMPAT MEMINTA…!
JIKA SEDIH JNGN BERLARUT PILU, PADA ALLAH SWT. TEMPAT MENGADU…!
JIKA BAHAGIA JNGN MENJADI LUPA, PADA ALLAH SWT. TEMPAT MEMUJA…!
Jumat, 06 September 2013
ZIARAHI HATI.
Dalam kisah pada DUMAY & DUNYAT,
mungkin bisa di ibaratkan seperti Tangan Kiri & Tangan Kanan,
Yang satu menggapai meraih, yang satunya Menyembunyikan,
Bagaikan Siang dan Malam
Perjalanan DUMAY & DUNYAT,seperti berlayar..
yg semakin jauh berlayar semakin pula diterjang gelombang,
hingga tak sedikit jiwa jiwa yg tenggelam,
dalam pusaran yg memilukan.
Dalam kisah pada DUMAY & DUNYAT,
mungkin bisa di ibaratkan seperti Tangan Kiri & Tangan Kanan,
Yang satu menggapai meraih, yang satunya Menyembunyikan,
Bagaikan Siang dan Malam
Perjalanan DUMAY & DUNYAT,seperti berlayar..
yg semakin jauh berlayar semakin pula diterjang gelombang,
hingga tak sedikit jiwa jiwa yg tenggelam,
dalam pusaran yg memilukan.
Kamis, 29 Agustus 2013
di TABRAK LAMUNAN.
Keinginan2 menari-nari kuasai letih atas paruh usia yg msh bergumul,
ketiadaan mencumbui angan yg nyata
Menghabiskan ganasnya arah.
Aku merapat menuju sepi dgn keinginan yang tertahan,
Dan angin jarang bersepakat menghantarkan aroma kisah esok,
Aku pun disentak kemustahilan membeli mentari,
dan menempatkannya lekat-lekat di antara kesamaran.
Dan ujung rokok itu pun nyaris membakar jariku,
sebelum lamunan aku rampungkan,
Keinginan2 menari-nari kuasai letih atas paruh usia yg msh bergumul,
ketiadaan mencumbui angan yg nyata
Menghabiskan ganasnya arah.
Aku merapat menuju sepi dgn keinginan yang tertahan,
Dan angin jarang bersepakat menghantarkan aroma kisah esok,
Aku pun disentak kemustahilan membeli mentari,
dan menempatkannya lekat-lekat di antara kesamaran.
Dan ujung rokok itu pun nyaris membakar jariku,
sebelum lamunan aku rampungkan,
YANG hanya TERUNGKAP oleh HATI
Pada batas langit dan bumi,
Ada selalu rasa diantara degub yg menderu,
Menghantui nafas dan malamku ,menyerahkan gairah,
Dalam janji semu pada segala tatap yg penuh tanya,
Sampai sampai kutatap penglihatan batinku,
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan Suara manakah yg dapat menangkapnya?
Inginnya hatiku mendendangkan kidung balada,
Dan ku berusaha menggubah Lagu itu dgn renungan,
Agar difahami oleh Cinta yg dilipat Kebenaran,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Juga dinyanyikan oleh sukma malam.
Meski diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Tembang itu tembang kasih-sayang.
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Janji,
Puisi Hati,
Puisi Malam,
Rindu,
Sukma
Selasa, 23 Juli 2013
MENAHAN LAPAR DIATAS KELAPARAN
RAMADHAN bulan yang banyak mengandung Hikmah didalamnya.Alangkah gembiranya hati mereka yang beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bukan saja telah diarahkan menunaikan Ibadah selama sebulan penuh dengan balasan pahala yang berlipat ganda,malah dibulan Ramadhan Allah telah menurunkan kitab suci al-Quranulkarim,yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan untuk membedakan yang benar dengan yang salah. Bagi umat Muslim baik yang kaya atau miskin wajib melaksanakannya.
Dan pada malam hari ke 7 bulan puasa ini, aku mendapat Undangan dari seorang teman untuk acara berbuka bersama sekaligus Tasyakuran kelahiran anak pertamanya, acara itu dimulai selepas Sholat Taraweh, ( jam 20.30 WIB ) , meriah banget acara tersebut, dan penuh kemewahan baik tempat maupun hidangan2nya, dan selesai acarapun, semua tamu undangan dikasih berkat ( oleh2 untuk dibawah pulang, biasa berisi sepaket nasi dan kue serta buah2an ), dan pulanglah semua tamu, demikian juga aku, dan acara selesai itu sekitar jam 23.00 WIB, aku yg termasuk tamu paling jauh, krn beda wilayah kabupaten,
aku yang berangkat dan pulang naik motor, dan melewati perkotaan juga pedesaan,
dan pada saat perjalananku sampai separoh jalan tempuh pulang, motorku tiba2 mogok.... Astagfitulloh gumamku, dijalan yg agak sepi di ujung dusun suatu pedesaan, keadaannya agak sepi, banyak rumah2 yg sdh mati lampu, tapi aku masih mendengar keramaian lantunan ayat2 suci dari bebarapa arah ug pusatnya dari Masjid2 dan Mushollah2 setempat, tapi jalannya sepi dan gelap tak ada penerangan jalan.
aku pun agak kebingungan krn jalan gelap dan rumah2 sekitar sdh pada tutup, mau minta tolong siapa ????
Akupun berusaha mengutak atik motorku, dengan harapan bisa start lagi, namun tetap saja yak mau bunyi, hingga aku sadar, saat mulai motorku mogok tadi disela sela suara tadarus yang kudengar, ada suara tangis anak anak kecil dari sebuah rumah, ya sdh selama hampir 1 jam .. suara tangis itu tak berhenti, bahkan sampai suara tadarus sepi tak terdengar lagi, hingga suara tangis itu sedemikan jelas aku dengar, dan akupun berpikir bahwa jelas rumah itu belum pada tidur penghuninya, hitung2 aku mau minta tolong pinjam alat2 atau apalah yg bisa membanru menghidupkan motorku, akupun menuju sumber suara dirumah itu,
Dan setelah aku dapakan sumber suara tangis itu , aku ketuk rumah itu yang bangunannya dari separoh tembok dan dinding bambu,
Assalamu'alaikum, ucapku.., tak ada jawaban, ku-ulang sampai 3 x , baru dapat jawaban.
Wa'alaikumsalam Wr Wb, suara perempuan 1/2 baya ..,
Seketika aku tertegun, berpikir macam2, ada takut timbulkan fitnah macam2 dari para tetangganya, akupun bilang, Ma'af Bu mengganggu, saya pamit aja,
Dan Ibu itu bilang, gak apa apa Pak, memang ada perlu apa ?? katanya,
Ma'af Bu, motor saya mogok, tapi ahhh gak usah dibahas Bu, kalau boleh tau kenapa anak2 Ibu kok menangis terus mulai tadi, apa sakit ??? tanyaku..
Ibu itu diam gak jawab, hanya menoleh ke arah anak2nya, dan melihat tungku yg apinya lagi surut, dan aku melihat dari luar rumah saja, namun kelihatan seisi rumahnya, krn ruang tamu dan dapurnya jadi satu ruangan, Subhanalloh ... gumamku..,
Aku lihat wajah ibu itu menunduk, krn agak gelap , aku gak tahu persis,
tiba2 Ibu itu berkata,
Anak2ku menangis bukan krn apa Pak, tapi karena kelaparan, sejak saat berbuka tadi hanya minum air putih saja, dan sampai segini malam belum ada yg kami makan,
Ya Alloh ... hampir meledak perasaan ini, namun aku tahankan,
dan aku tanya lagi : terus yang Ibu masak itu apa ?
Itu batu bata Pak , aku rebus untuk menghibur anak2ku agar bisa tidur,
Subhanalloh .... , dan tanpa pikir panjang aku balik ke motorku yang mogok tadi, dan aku ambil berkat ( oleh2 ) dari acara undangan tadi, dan aku berikan ke Ibu tersebut, Terimakasih Pak.. Terimakasih Pak.. Terimakasih Pak... ber-ulang2 ibu itu berkata,
sama sama Bu, jawabku... dan akupun langsung pamit tanpa melihat bagaimana reaksi selanjutnya dirumah itu, dan saat aku pulang, akupun meninggalkan selembar uang yg satu2nya aku punya saat itu, nggak banyak cuma Rp. 50.000,-
Sesampai aku di motorku yang mogok itu, aku diam cukup lama, merenung , berdo'a dan menyikapi semuanya dari apa yg terjadi saat itu, lalu aku pun menstarter motorku,
Alhamdulillah ... entah apapun maknanya, motorku langsung saja bisa nyala kembali, normal seperti sedia kala, dan akupun melanjutkan perjalanan pulang, dan selama perjalanan pikiranku juga melambung kemana mana, mencoba memaknai. tapi tetap saja masih dalam kebingungan, dan hanya Alloh SWT, Yang tahu dibalik misteri ini,
Hingga paginya aku kembali ke Desa itu, menemui Kepala Desa tersebut, dan menindak lanjuti kejadian semalam, mencoba urun rembug pada kondisi soal " Kelaparan diatas Kelaparan " dengan tidak menyalahkan ini dan itu.
Kisah : Gim Mao Enjoy.
Selasa, 09 Juli 2013
Selasa, 18 Juni 2013
MASIH TETAP MANUSIA
Kebahagiaan masih jadi janin,
Tapi Pedih sudah beranak-pinak perih,
Kerlap kerlip cahaya hanyalah perayaan kekalahan,
bertahan hidup dari benih keyakinan yang nyaris layu.
Keraguan untuk membuktikan bahwa keyakinan bisa dipercaya,
Harus tegap lurus-lurus, terobos segala semak belukar interupsi,
menggapai pelataran masa depan, meski sampai ruh membeku,
Sebab walau manusia terus berharap,
Dirinya masih manusia ................
MENGUATKAN LANGKAH.
Akankah kau datang mengenakan pakaian yang serba hitam ?
Dan membawa serangkai bunga kemuning.
Tahukah kamu Kemuning yang kau tanam telah rindang.
Sedang aku terpasung di bawah nisan BATU kenangan .
Kukuatkan langkah ke depan cahaya tanpa gerhana
Agar ku tak terbenam dalam kubang nestapa yg tak terperikan.
Aku harus lebih kuat dari seluruh peristiwa,
karena hakikatnya, hidup adalah perjalanan panjang,
yang hanya dapat ditaklukkan dengan kekuatan jiwa yang utuh.
OHH .....BIDADARI BERSAYAP PELANGI.
betapa getar ini kian bersimaharaja,
bisakah kau percayai pesan singkatku,
dan mengamini pinta bulan di lincak rindu,
dan kuharap dekatkan lagi auramu dipunggung hayalku,
lalu kunikahi diammu dengan puisiku,
agar bait-bait senyum segera merambah dalam raga,
Bahkan lenguhan kecilmu serupa dzikir azasi,
penanda syukur jiwa fitri.
sekarang aku katakan padamu
"Aku menyanjungmu dengan sepenuh hati"
MENGUPAS MIMPI.
Di belantara sepi malam.
Kukupas hati , menyembul kusut kenang kisah,
Lalu aku punguti sisa sisa mimpi yang samar,
Agar tak menjadi kerinduan yang menahun,
Meski ragaku kian aus menjadi serpihan puing2 tak berharga,
Tetapi kuharus tetap melawan usia pasir waktu,
yg merapat kegerbang senja,
Dalam tertatih Ringkihku...
Kuberusaha istiqomah memohon Rahmat kasih_NYA,
Untuk selalu tetap menuntunku dlm menunggu penilam asmaraku…
Meski entah sampai kapan ?
KU INGIN TENDANG WAJAH BADAI.
Akan ku tendang wajah badai yg menghancurkan hatiku,
dan akan ku tempeleng gerimis agar tak memaparkan kisah laluku,
tengoklah aku yg tercampakkan oleh peradaban bumi,
dimana ada bekas jejak tapak kakiku,
yang kala lunglai dalam berdiriku,
pupus tergerogoti bayang bayangmu,
luluh kehidupanku terjepit bukit bukit kenangan,
namun perjalananku belum berakhir ...
Karena masih ditemani bulan perindu berselimut awan.
Akan ku tendang wajah badai yg menghancurkan hatiku,
dan akan ku tempeleng gerimis agar tak memaparkan kisah laluku,
tengoklah aku yg tercampakkan oleh peradaban bumi,
dimana ada bekas jejak tapak kakiku,
yang kala lunglai dalam berdiriku,
pupus tergerogoti bayang bayangmu,
luluh kehidupanku terjepit bukit bukit kenangan,
namun perjalananku belum berakhir ...
Karena masih ditemani bulan perindu berselimut awan.
CIUMILAH HATI & BATHINKU DGN KASIHMU.
Hasrat Membara
Dingin dalam beku hasrat,
Berselimut keinginan dideras amuk resah,
Dalam licinnya pengharapan,
Menganga pada setiap rasa
Menghambat jadi palung rona,
Di saat cinta tergantung pada rindu,
Mengapungkan angan beramuk rindu.
Aku dalam puisiku...menyulam bahagia yang tiada,
Mengenang sepi yg menggantung meratapi seribu perih,
Dan aku bercinta dengan kata pada setiap bait.
Dingin dalam beku hasrat,
Berselimut keinginan dideras amuk resah,
Dalam licinnya pengharapan,
Menganga pada setiap rasa
Menghambat jadi palung rona,
Di saat cinta tergantung pada rindu,
Mengapungkan angan beramuk rindu.
Aku dalam puisiku...menyulam bahagia yang tiada,
Mengenang sepi yg menggantung meratapi seribu perih,
Dan aku bercinta dengan kata pada setiap bait.
KALBU MINUS 5 DERAJAT CELCIUS.
gigil BROMO | |
Pagi beku tampilkan gambar di kaca-kaca,
Embunpun mengukir pohon, bunga, dan daunnya,
Terus juga turun, bergulung-gulung menumpuk di sanubariku ,
Sedangkan aku terkejap mengagumi setiap kata yg kau isyaratkan,
Di kesendirian melayang dengan setengah patah menggapai ruang.
Menyambut pagi yang mengendap-endap.
Datang menghampiri dan menendang semua mimpi dalam puisi.
Beku dan padat menggenggam kehidupan.
Kadang begitu kejam memenggal jalan dan Menghardik nasib,
Ku tetap akan menganyam badai tiang penopang,
Walau ada tali menelan matahari pada sejengkal hati.
MENUANGKAN ANGAN.
Menggeliat mengusik renungan,
Menuangkan kenangan luruh jiwa dan rasa,
Melewati waktu dengan tarian ilusi dan gerak jemari,
Membentuk meliuk memeluk warna,
Dan ku utarakan sukma keindahan kedalam kanvas hati.
MENGEJAR MIMPI & HARAPAN
KESENDIRIAN MERUBAH JIWA,
MESKI PELIPIS DIGERUS OLEH MIMPI DAN HARAPAN.
Hidupku adalah sebuah perjalanan panjang berproses.
Beranjak dari sebuah buaian dan menghilang terbatas waktu.
Langkah ini menepak membuat sebuah cerita,
DAN selalu saja ada kisah baru dalam episode langkah kaki
NASEHAT TUK DIRIKU SENDIRI.
Hai Gim,
Alam ini terhampar berjuta harapan,
Janganlah kau ada pikiran keputusasaan,
Sesulit apapun harus diperjuangkan,
Sebab masih banyak kemudahan2,
Karena di alam ini terdapat cahaya iman,
Ingat dan rasakanlah Gim,
Allah selalu ada tatkala hatimu terluka,
Allah selalu ada tatkala ragamu menderita,
Allah selalu ada tatkala sukmamu dihina,
Allah selalu ada tatkala bahagia menyapamu,
Ujian kan datang silih berganti,
hadapai ia dengan rumus Illahi,
Jangan pernah takut melangkah,
Niatkan semua peran tuk ibadah,
Niscaya kedamaian kan bersemi di hati,
selama ikhtiar dan doa melantun indah,
Allah jualah pengubur segala resah,gundah dan gelisah,
Hidup ini hny sekali dan sejatinya hidup tuk mengabdi kpd Illahi Robbi.
RENUNG 1/3 MALAMKU.
Rumah mewah, harta benda, kedudukan, jabatan,
namun ketika nafas terhenti alias mati bin jadi mayat,
sebatang jarum pun tak dapat dibawa,
sehelai benang pun tak bisa dimiliki,
> Apalagi yang mau diperebutkan > Apalagi yang mau disombongkan,
> Smoga dalam menjalanilah hidup ini. kita dalam keinsafan nurani.
TERLUKISKAN.
Kulukis kisah nyata,
Dari ilham raga yang berjauhan,
Membentangkan samudra hati,
Mengalirkan tetes-tetes kasih sayang disungai kesabaran,
Terlukis kepasrahan jiwa, dengan mengenggam serpihan hati ,
Pada kanvas pengharapan.
Kulukis kisah nyata,
Dari ilham raga yang berjauhan,
Membentangkan samudra hati,
Mengalirkan tetes-tetes kasih sayang disungai kesabaran,
Terlukis kepasrahan jiwa, dengan mengenggam serpihan hati ,
Pada kanvas pengharapan.
Jumat, 07 Juni 2013
TIDAK MUSTAHAL bin GAK MUSTAHIL.
Matahari dan Mendung sudah berlumpur sumpah,
Sesenyap Sunyinya malamku berbalut mimpi mimpi asa,
Ku cari2 harap di tiang tanah menembus angin, hujan dan bara,
Dinginnya malam mencaciku dan kubasuh dgn dada kesabaran,
Dan teriknya siangpun menderaku dengan dendam,
Aku tetap bernafas dengan sederhana.... dan
Kunikmati setiap tangis dalam jiwa yang tak sempurna,
ditengah orang-orang yang bahagia .............
Selaras dengan detak waktu ....
Yang tak setiap kalah karena lemah,
Yang tak setiap juara karena perkasa,
Yang tak setiap sahabat karena dekat,
Yang tak setiap menarik karena cantik,
Yang tak setiap sederhana jadi terhina,
Yang tak setiap angan jadi kenyataan,
Yang tak setiap bencana jadi petaka,
Yang tak setiap luka jadi derita,
Yang tak setiap sedih terasa perih,
Yang tak setiap sengsara terus terasa,
Yang tak setiap cinta memberi bahagia,
Tapi semua yang setiap setiap pasti binasa,.
Karena semua adalah takdir yang datang bergilir
Rabu, 05 Juni 2013
KOPYAH HITAMKU
Malam larut tak berangka,
Huruf2 yg bertebaran, ada tanda baca sampai tanda tanya,
Dan aku ambil huruf yg masih banyak tersisa,
Aku susunlah kata kata aksara menjalin kalimat,
Mungkin sesungguhnya itulah hidupku,
Kalimatpun terang remang memenuhi sudut ruang pandangku,
diselubungi kelam dari bumi tak bermentari,
Sang Bulanpun mengkerut keriput di awang awang,
Yang mengisyaratkan bahwa dunia adalah gulita dan pelita,
Karena cahayanya sudah habis disedot mendung,
Dan aku mendapati yang tersisa itu kelabu.
Sebab ada cahaya semu yang tak sanggup hadir,
Dengan Kopyah hitam bertengger di kepalaku,
Aku hidangkan butiran butiran Do'a.
RASA YANG DEMIKIAN.
Setelah pengalaman bathin ...........
Lalu menyerahkan pilihan kepada keyakinan,
Dan ada sesuatu yang tak henti meruang,
ketenangan yang tak pernah mampu kita jelaskan.
Dan terselip hening yang membenamkan rindu.
Atas rasa yang demikian nyata,
bagai obsesi yang amat indah tak tertahankan.
Kamis, 23 Mei 2013
Gagal itu meninggalkan Pelajaran, Sukses itu meninggalkan jejak,
Diam tidak bertindak meninggalkan Penyesalan.
Diam tidak bertindak meninggalkan Penyesalan.
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Gagal,
Jejak,
Obsesi,
Pelajaran,
Penyesalan,
Sukses
PERMOHONAN
Yaa ......ALLOH ...
Hati saya ini terasa lebih kotor dari kotoran,
maka tolonglah saya untuk terus berusaha membersihkannya.
Sampai nanti, bahkan sampai mati.
~~ لا إله إلا الله Ù…Øمد رسول الله
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Bersih,
Berusaha,
Hati,
Kotor,
Puisi Mati,
Sampai
S3T4N6KUP H45R4T.
Anganku mencakar satya langit.
Menggebu hasrat dari bilur bilur malam,
atas pesan tentang kehidupan,
walau ada yang beku di antara kami,
Bersama rintik-rintik yg tersisa,
Bergelantungan luruh di pucuk" dedaunan,
Mengentas lelah tak terungkap,
Jalari jejak membilang takdir,
Dan kepasrahan lebih menyegarkan,
Dengan setangkup harap bertengadah,
Membuahi ketabahan di penghujung akhir kalimah,
Tuk lenggang berteduh di batas perjalanan,
Menuju kesejatian rasa.
Label : Puisi, Lukisan, MultiBisnis, Relief Taman,
Akhir,
Angan,
Daun,
Hasrat,
Kalimat,
Kepasrahan,
Langit,
Menggebu,
Segar,
Tabah,
Terungkap
NIKMATNYA 1/3 MALAM
Pada 1/3 Malam,
Kukunci diri dalam ruang sesal,
Sunggingkan malu,Akui sejuta khilaf.
Ku coba beningkan hati & sisipkan permohonan,
Kubiarkan dedaunan tertidur dalam keheningan gelap pelita.
Kugetarkan Bibirku membisikan kata-kata pujian,
Yg ku sadur dari kitab-Nya.
------------------------------ ---------------menikmati 1/3 malam.
Senin, 20 Mei 2013
MENDUNG KELABU TAK KAN MAMPU MERUBAH SEBIRUNYA LANGIT.
Dalam Segerombol mendung yg tak bertetes,
Tersibak rasa sukma dalam lelaku Sakral,
Selampir kisah yang cukup helakan nafas terdalam,
Tergambar haru dan gembira yang se akan menyerang,
diantara raga rasa haru rindu yang kian membiru,
Di saat linangan yg harus kupendam,
Akan ku jadikan lautan dengan pribadi yang siap melaju,
demi satu tujuan untuk tetap berjuang disaat merapuh,
Walau terseok penuh raungan.
Hingga ada yg memelukku penuh kehangatan.
Jumat, 03 Mei 2013
KALBUKU SATU DALAM SUJUD.
Lantunan ayat2NYa, getarkan sukma ,
Munajatpun panjat memanjat,
Keyakinan menghadap lalu bergerak menyantap,
Dan Nikmat bukan sekedar Niat,
Bergetar raga sukma memandang tak berserat,
Bercumbu dengan bait bait dalam tangisan pinta,
Dalam sujud hati setegak Alif mengakar kuat,
mecengkeram bumi segera kembali,
Faham hakikat hidup kemudian meredup.
Maknai akan kembali pada asal jiwa pulang,
Tak terjangkau galah sejengkal pikiran,
Sebab sujud sembah adalah hidup rahasia terwujud.
Lantunan ayat2NYa, getarkan sukma ,
Munajatpun panjat memanjat,
Keyakinan menghadap lalu bergerak menyantap,
Dan Nikmat bukan sekedar Niat,
Bergetar raga sukma memandang tak berserat,
Bercumbu dengan bait bait dalam tangisan pinta,
Dalam sujud hati setegak Alif mengakar kuat,
mecengkeram bumi segera kembali,
Faham hakikat hidup kemudian meredup.
Maknai akan kembali pada asal jiwa pulang,
Tak terjangkau galah sejengkal pikiran,
Sebab sujud sembah adalah hidup rahasia terwujud.
Munajatpun panjat memanjat,
Keyakinan menghadap lalu bergerak menyantap,
Dan Nikmat bukan sekedar Niat,
Bergetar raga sukma memandang tak berserat,
Bercumbu dengan bait bait dalam tangisan pinta,
Dalam sujud hati setegak Alif mengakar kuat,
mecengkeram bumi segera kembali,
Faham hakikat hidup kemudian meredup.
Maknai akan kembali pada asal jiwa pulang,
Tak terjangkau galah sejengkal pikiran,
Sebab sujud sembah adalah hidup rahasia terwujud.
EMBUN PENANTIAN TETES BUTIRAN KASIH
Ahhhhhhh, kata itu membingkai fikiran dalam kepala,
Berdengung dalam tetabuhan genta waktu yg terus melaju,
Menusuk tembus cakram kehidupan,
Berputar pada poros lebih yg tajam dari sebuah pusaran,
Melingkari hidup yg kadang suntuk, lesu, tanpa gairah, pasrah,
Menelungkupkan diri di kolong langit, yg kadang menjerit,
Menengadahkan tangan ke segala arah, pun pada siapa menangis,
Sedang Tuhan bukan sekedar tempat mengemis,
Lalu dihujani bermacam pemintaan....yg kadang begitu konyol,
ketika disuguhkan do'a-do'a; disetiap pagi, siang, sore, dan malam,
yang selalu menekan puncak keinginan,
mengharap sejuta pengabulan di ujung penantian,
sebagai makhluk serakah ...
menelan bumi sekedar memproduksi kotoran.
Ahhhhhhh, kata itu membingkai fikiran dalam kepala,
Berdengung dalam tetabuhan genta waktu yg terus melaju,
Menusuk tembus cakram kehidupan,
Berputar pada poros lebih yg tajam dari sebuah pusaran,
Melingkari hidup yg kadang suntuk, lesu, tanpa gairah, pasrah,
Menelungkupkan diri di kolong langit, yg kadang menjerit,
Menengadahkan tangan ke segala arah, pun pada siapa menangis,
Sedang Tuhan bukan sekedar tempat mengemis,
Lalu dihujani bermacam pemintaan....yg kadang begitu konyol,
ketika disuguhkan do'a-do'a; disetiap pagi, siang, sore, dan malam,
yang selalu menekan puncak keinginan,
mengharap sejuta pengabulan di ujung penantian,
sebagai makhluk serakah ...
menelan bumi sekedar memproduksi kotoran.
RAUNGAN RENUNG.
sekedar siang yang menghilang diantara ketenangan malam,
malam yang penuh goda sepanjang jalan,
Namun malam begitu nikmat bersanding kopi,
hitam, pekat, sepekat perjalanan yang lengket dengan berbagai persoalan,
pahit, sepahit malam jalan melintang, segelap hidup dikecap juga nikmatnya,
tapi sendiriku berkawan akrab dengan tembakau-tembakau galak,
siap merombak sebagian dari jalan pikiran,
pada kesunyian mengadu,
semua kata terkumpul dalam jala pemikiran,
dengan raung renung pengalaman,
Aku diam, menyantap semua rasa.
Sepahit hidup terkekang, senikmat lidah mengecap,
tatapan gelap menggeliat adalah “ujian bagi kami pemangku indera'.
PEDANG ASMARADANA.
Usaha ku mencari kunci dengan sejalannya masa,
Kuterbius dalam lara dan terpenjara dalam Rasa,
Merengek mencari tahu memaksa secuil pinta,
Apakah linangan cinta ini kau terima dng lapang dada ?
gaduh setengah kehendak kaki menginjak,
bumi begitu basi berlendir puisi,
selaksa bulan kehilangan warna,
seperti riak jeram berpaut keras,
tak bersisa, meninggalkan hening dan bening,
lalu, siapa lagikah yang menghadirkan ceria di kala senyap...?
Dan aku bercermin mawaskan diri,
Mencari cahaya semilir tahta,
Dan kutemui pedang jelma kupanggul,
isyarat pinta kepadamu, bunuhlah aku dg pedangku,
Tapi jangan kau bunuh aku dengan Cintamu,
begitulah kata adalah senjata.
T. R. E. N. Y. U. H
Acapkali hati getarkan rasa,
Menuntun angan dalam pencarian,
Mengharap kasih datang kepelukan,
Bawa melayang jauh ke awan kenikmatan,
Kerap Bibir hati keluhkan rasa,
Landaikan ingin merajang sukma,
Raga beku kelamkan qolbu,
Tenggelamkan ingin dalam angan2ku,
Hasrat pilupun meredam di jiwa,
Ringkih dalam tetapan rindu cinta,
Walau jarak jadi pengganjal,
Lirih hati tetap merindu,
RUANG KOSONG DISEKITAR DADA.
Terjaga aku berkawan tengah malam,
Masih berselimut dingin dan menghitung angan,
Kupeluk kaki di sudut tempat tidur
Jika aku teringat kamu,aku tak bisa tidur bagai anak hilang ,
Kembali kukumpulkan puing kehidupan yg berserakan,
Di atas figura hati kususun kembali bongkahan demi bongkahan,
Berusaha membentuk pelangi dalam kegelapan.
Dan tanyaku...........
Kapan kita habiskan malam berdua dengan nyata..???
NYANYIAN SUKMA.
Dicelah celah angin malam,
disebalik tabir ketenangan,
diantara kelopak suka dan duka,
kau tetap penyumbang inspirasiku,
terkutip satu persatu,
berderai penuh isi perasaan,
jelma-an rasa yg disulam jadi cinta,
dan sepertinya waktu yg bisa merawat.
dan pintaku.......
mohon jangan pergi, sampai aku mati..
SENI KEHIDUPAN.
Ialah tertawa dan duka adalah seni kehidupan,
Dibingkai oleh takdir, terlukis oleh kuas Sang Maha Kuasa,
di atas ketidak sempurnaanku,
kuberusaha tulis hidup dengan cinta,
ku rangkai dengan kasih sayang,
dan ku lukis dengan ketulusan hati tiada henti.
ku pijakkan langkahku di bumi yang tak bertepi,
serasa tak pernah terhenti meski dawai waktu kian menjepit.
GELANDANGAN JUGA MANUSIA ( MENGGALI JANJI YG SUBUR TERKUBUR).
Emperan toko, memapahku dalam khayalan,
Menangkap fatamorgana dari sisa mereka yang Punya,
Tak ada pilihan untuk berduka, terasa kecil untuk ditakutkan,
Atau hanya memasukkan data-data diri.... lalu di lepas lagi…
Berdetak tanpa kata-kata, meski hitungan bertaruh dgn sukma,
Akan serupa jejak pada saatnya......hanya ingin diberi leluasa,
Karena Gelandangan juga manusia ..............
tubuh-tubuh sepi meranggas, matang dalam cuaca,
menggali janji-janji yang terkubur subur.
PAGI YANG BASAH
Hujan tak reda mulai semalam hingga menggandeng pagi,
Tetap Semangat pagi walau hujan di luar.
Yang sakit semoga segera diberi Kesembuhan,
Yang bekerja hari ini semoga dimudahkan & dilancarkan,
Yang menuntut ilmu hari ini semoga dipahamkan.
Yang sedih smoga cepet mendapat kebahagiaan.
Sejenak ku merangkak,
membuka terompah tabir yang mulai koyak,
namun sejengkal ku masih berharap,
temukan penerang yang kan datang.....?
Rabu, 10 April 2013
MENJINAKKAN KELOPAK KALBU.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ombak Laut disegala samudera,
sebuah rupa-rupa pemandangan di ujung tanjung,
ingin kulukisnya sebagai Takjub,
sebab ada yang menunggu hidup dan mati…
Aku pinang lipatan wajah di kanvas kalbu...
dalam sepenggalan Arti di rahim alam,
Dinginpun membawaku pulang kepada pemakna-an,
ketika amuk rindu turun dikanvas basah,
aku terduduk duduk bersimpuh beku,
hingga lukisanku itu memahamkan kesendirianku,
Dan aku tersentak saat Keong bertanya padaku :
Bolehkah aku mati didepanmu sekali saja.....?,
KETIKA KAU TAK MENJELMA.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ada aksara yg menyatu diam-diam,
menjadi Dian memberi salam Cahaya,
siluet sinar untuk yang mengenalku,
Dalam jarak, yg hanya menjadi pisau Penikam,
Senduku mencari wajah dari celah ingatan yg mesra,
Tersimpul di dadaku,
rindu ketika kau Tiada dalam Ada,
dan ketika kau Ada dalam Tiada,
Samar-samar kusimpan cahaya ini,
Lalu kuhadirkan ucapkata menimba gelora,
GELIAT JIWA
********************
Suara itu seperti angin,,,
seperti tak pernah berhenti,,,
kadang membawa badai,
kadang membawa damai,,
Aku berlari diantara tebing kegundahan rasa..
Aku menari ditepian keresahan hati..
melangkahi jalan-jalan yang berhias jebak,
Teriak-ku dalam ketidakberdayaan..
aku ingin terlelap meski tanpa bisa bermimpi….
Hanya hidayah kan menjadi jalan yg bijak ....
------------------------------ ---------------------smoga.
MEMBONGKAR WAJAH DI MATA MAYA.
Gim lagi baca Nasehat tuk Hamba Alloh |
=============================
Aku mencoba dalam kearifan membaca,
Mencari penjelasan tentang Seribu tanda-tanda,
Sebab ada sesuatu yg rasanya ingin lepas,
dari tangan yg meluncur lewat sela2 jemari,
Dan juga ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas,
tapi kini aku mulai merindukannya
Rabu, 03 April 2013
TERSUDUT
Letih berpegang pada satu aksara. mahu ku
hancur jadi beribu.
mungkin sudah kebal dia dengan kata cacimaki.
sangking kebalnya sehingga dia duduk di satu sudut.
lalu ia mengopi dan merokok,
sambil menadah telinga untuk semua kata hina.
Kamis, 14 Maret 2013
KEINDAHAN CINTA-NYA.
"""""""""""""""""""""""""""""" """"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Selamat pagi wahai smua Pecinta Dunia dimana saja,
Kumandangkanlah ‘ikrar cinta’ itu hanya karena ALLAH,
Pekikkanlah smua ‘kerinduan’ itu hanya karena ALLAH,
Katakanlah smua ‘getar-getar rasa’ itu hanya karena ALLAH
Karena semua apapun hakikatnya adalah dari ALLAH,
Yang Menciptakan Dunia dengan Kasih SayangNYA,
Yang mengajarkan kita tentang Cinta sejati..
Yang memberikan kesempatan pd kita
'tuk merasakan AnugerahNYA..
Selasa, 12 Maret 2013
KAPAN KEMANA DIMANA KHAYALAN BERTEMU ?
============================== ==============================
Malam tanpa kilauan ke-emasan bulan,
Ada lengkingan tinggi didalam rasa hati,
Merayap ke palung jiwa terdalam,
Membangkitkan rona bulu perindu,
Kelampun berkuasa tak peduli langkah kian gontai,
Akupun hanya berpijak pada-NYa
Tuk amankan hati yg lunglai,,
Aku Padamu, Engkau Padaku,
Dan kemana dimana segala hayalan akan bertemu ????
S.E.N.J.A
""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
- senja kemuning seperti hening,
- dan aku mengatakan ini.
- agar tak salah kau mengerti.
- tentang sepenggal kisahmu.
- yang pernah kau baca untukku...
- senja ditiriskan petang..
- tlah tiba pemanggil kalbu,
- menusuk pilu dikedalaman jiwa,
- tuk segera menebus dosa-dosa,
PESONA GHAIB MAYA WAJAHMU.
"""""""""""""""""""""""""""""" """"""""""""""
- Terus kulirik dan kutatap kidung2 aksaraku...
- Yang hembusannya masih memanas dalam nafas sukmaku..
- Ingin kurubah kegelapan yg masih menusuk dialam anganku....
- Ingin kubuat sepi ini bergetar oleh celupan tangan jemariku,
- Ingin kugulung ceCeran darah rintihan didalam kubangan pengharapan,
- Ingin ku pecah mantra kidung menjadi kekuatanku dirasamu..
- Dan akan kuhangatkan senjata pesona ghaib maya wajahmu..
TERSUDUT DI PENANTIAN.
"""""""""""""""""""""""""""""" """""""""""
Apa inikah suratan....??????
Karena senyatanya " aku bisa apa ?
Yang seakan tak ada pilihan kecuali terus berharap,
Bahkan ketika cibiran menggerus takdir sepanjang usiaku,
Membuat jalanku semakin mulai Lunglai...
Hingga aku tersudut dan tersisih diruang penantian,
sungguh aku mohon dengan segenap jiwa :
ingin dihijaukan nuraniku,
agar berbuah kejujuran, kesabaran dan keikhlasan,
untuk menenangkan iman dihitam putihnya kehidupan,
BELULANG RASAKU.
==============================================
Di Kandang Hatiku, ada sesuatu yg menancap,
Runcing tajam menimbulkan tabir tabir luka,
Seperti Celurit bermata angkuh membabat belulang sedihku,
Yang rapuh merapuh kesegala riuh,
Mengekal dan mengenggam pada perih, pada lirih, pada ringkih,
Sepi melahap, merayap ke gemuruh dadaku yang pengap,
Dan kuterkulai menunggu isyarat kedatangan.
Senin, 11 Maret 2013
TERPASUNG OLEH WAKTU.
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Siang ini kucoba meraba setiap makna.....
yg ingin kugubah dalam aksara,
Setiap hari usia bertambah...
pertanda berkurangnya sisa hidup ini,
Dan Harapan demi harapan telah terdo'akan,
Bahkan Khayalan indah selalu terbayangkan,
Hingga kadang aku terjebak dlm kalutnya " rasa "
Kadang pula kuterpasung dalam waktu tunggu,
Tanyaku bergelayut : adakah masih terisisa tempatku ?
Padahal ku tak ingin tertinggal ...............
Minggu, 10 Maret 2013
Shodaqoh KENDURIAN :
ada " tumpeng Takir " smoga kita digolongkn dlm Orang2 yg " berFIKIR ",
ada " ikan Teri " moga kita dijauhkan dari segala " sifat IRI "
ada " Urap-Urap " moga kita semua tidak mengalami sakit " SARAP "
ada " Nasi Kuning " moga kalau kita tidur tidak dalam posisi Nungging "
ada " ikan Peyek " moga kita dijauhkan dari sifat " NgenYEK "
ada " wortel " moga2 kita semua tidak gampang Jengkel "
ada " tampah " moga2 kita semua selalu diberi " TABAH "
ada " Sayur " moga moga kita tidak mudah " HanCur "
ada " ada : saja " moga2 kita selalu " bahagia ".
Sabtu, 09 Maret 2013
KUMAMBANG DZUHUR-ku
"""""""""""""""""""""""""""""" """"""""""""""
Gelar putih kaku, Jejalan seribu rindu, Darimu.
Suluk Bilal menabuh Guyur maskumambang,
Bergerak lenggang di Selang waktu,
Patuk cengkraman benalu mengucur isakan rebana,
Hembusan nyanyian gunung,,,adalah semilirku !
Tak usah melempar handuk, ke tengah jalan yg sdh mengaspal,
Karena " sarung " kita tetap menggelantung menjadi " kalung ",
Yang setiap saat mampu menutup Rupa wajah tubuh kita.,,,,,
Langganan:
Postingan (Atom)