Rabu, 26 Desember 2012

MATI MATI MATI MATILAH .........


BEDHUG BERTALU

 merenungku dlm menangkap makna.
mengurai dan menganalisa asa yg berterbangan di udara.
Dalam DZUHUR ini aku hanya butuh duduk di rumah-Nya,
mengeja titik-titik cahaya agar jiwa tunduk tawadhu' menghamba..

YA ALLOH .....YAA ROHMAN... YA ROHIM
lenyapkankanlah segala sekat
agar hamba bisa selalu mendekati-MU...

Selasa, 18 Desember 2012

DI DALAM HIDUP DIATAS KEHIDUPAN

 
Bagai lantunan sonata,Kalaupun dunia adalah gelaran dendang,
Dan aku ingin memapas waktu yang begitu kejam merejam ...
hingga untuk memejamkan mata kadang aku mesti memimpikan kata,
Meski aku tak bisa memapasnya, tetaplah aku ingin menyeberangi....
sungai dengan batu berlumut, lewati deras air dan kadang lumpur....
di muara lindap kesunyiannya ....

Senin, 17 Desember 2012

TARIAN JIWA


Dalam Hakekatnya Kita adalah sama,
Yang Terlahir dan mempunyai makna,
Untuk berperan sebanyak-banyaknya,
Dalam kebaikan, dalam kemaslahatan,
Karena Kita adalah KASIH SAYANG.
-----------------------------------------*tarian.jiwa*

Selasa, 04 Desember 2012

MENGINGATKAN DIRI SENDIRI .



Assalamualaikum Wr. Wb

Kubur Setiap Hari Menyeru Manusia Sebanyak Lima (5) Kali …
----------------------------------------------------------------------------------
1. Aku rumah yang terpencil,maka kamu akan senang dengan s ela lu membaca Al-Quran.
2. Aku rumah yang gelap,maka terangilah aku dengan selalu sholat malam.
3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu, bawalah amal soleh yang menjadi hamparan.
4. Aku rumah ular berbisa, maka bawalah amalan Bismillah sebagai penawar.
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka banyaklah bacaan “Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah”, supaya kamu dapat jawaban kepadanya.
 
Lima Jenis Racun dan Lima Penawarnya …..
 ----------------------------------------------------------------------------
1. Dunia itu racun, zuhud itu obatnya.
2. Harta itu racun, zakat itu obatnya.
3. Perkataan yang sia-sia itu racun,zikir itu obatnya.
4. Seluruh umur itu racun, taat itu obatnya.
5. Seluruh tahun itu racun, Ramadhan itu obatnya.

AKU dan IBU , MERINDUKANMU .... AYAH




Nyanyian Burung Ketika Pagi,
Kala Kidung sepi dalam kisah,
Seperti angin dalam hembusan sepi,
Membawa melodi hening dalam desah,
Laksana kata saat bisu,
Ketika dirimu nampak dalam impian,
Entah ada atau tiada,
Bagaikan kenangan dalam bingkai hatiku,
Petikan dawai gitar melantun,
Berirama harapan dan kesepian,
Berharap Engkau bahagia disana,
Menyusun bingkai keceriaan yang tertunda,
Laksana April 2000,..Layaknya itulah dirimu,
Pergi ketika damai dan meninggalkan seulas senyum dlm bahagia,
dan tak akan pernah kembali kecuali dalam mimpi,
Hanya sebingkai do’a dalam diriku,
Membawa engkau dalam keabadian,
Hanya sepenggal sajak bisu untukmu,
Untuk sebuah penantian yang kekal,

MELUKIS HATI



Air bersih dalam teko, pasti akan mengeluarkan air yang bersih dan bermanfaat,
Air kotor dalam teko pasti akan mengeluarkan air yang kotor dan busuk.
----------------------------------------------------------------------------------

Hati  yg bersih, pasti akan mengeluarkan kata2 yg bersih dan santun, juga bermanfaat,
Tapi hati yg kotor,busuk, maka kata2 yg keluar dari mulutnya juga kotor dan merusak.
----------------------------------------------------------------------------------------

Sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh,
Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk.
Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
------------------------------------------------------------------------------------------

Dan bahwa sesungguhnya ilmu yg bisa melahirkan rasa takut kepada Allah adalah ilmu yg paling baik.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya.

BIAS MENATA HATI



Saudara-saudaraku, sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya.
Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.
Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.
Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya, Subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan mamfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.
Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang,dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.
Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya.
Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.
Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan.
Hatinya yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan.
Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula do’a-do’anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar!!!
Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?
Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit.
Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.
Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan, ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, do’a menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).
Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. Asy-Syam [91] : 9 – 10).
Kita memang harus ingat, bahwa hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati, Insya'Allah ............. Amin Yaa Robbal'alamin.

Sabtu, 01 Desember 2012

MELAUT KE PERUT KABUT.


Sepertinya ada kucing dan anjing yang berkejaran di perutku,
yang sakitnya semakin tak terkira…
Pagipun menghardikku dengan tumpukan amanah,
Walau ada kehadiran secangkir kopi dan singkong goreng,
Mataku pun harus antri dan tak kunjung mengerti,
Sungguhkah ada yang runtuh dari diriku ?
Waktupun mengendap, ke arah luar, ke kenang yang jauh,

Gerimis telah membangkitkan bau tanah,
Tanah asing kembali bergasing,
Cintaku pun berpusing dari lukisan relief ke relief,
Yang kini tinggal tebing ---sungguhkah di sana,
Abjad terpahat, atau hanya harapan berkelebat,
Yang ingin berkirim pesan, menggunting zaman,
Agar bisa melaut ke kabut.................
dan mengutip rahasia-rahasia usia yang hanyut…