Rabu, 10 April 2013

MENJINAKKAN KELOPAK KALBU.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ombak Laut disegala samudera,
sebuah rupa-rupa pemandangan di ujung tanjung,
ingin kulukisnya sebagai Takjub,
sebab ada yang menunggu hidup dan mati…
Aku pinang lipatan wajah di kanvas kalbu...
dalam sepenggalan Arti di rahim alam,
Dinginpun membawaku pulang kepada pemakna-an,
ketika amuk rindu turun dikanvas basah,
aku terduduk duduk bersimpuh beku,
hingga lukisanku itu memahamkan kesendirianku,

Dan aku tersentak saat Keong bertanya padaku :
Bolehkah aku mati didepanmu sekali saja.....?,

KETIKA KAU TAK MENJELMA.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ada aksara yg menyatu diam-diam,
menjadi Dian memberi salam Cahaya,
siluet sinar untuk yang mengenalku,
Dalam jarak, yg hanya menjadi pisau Penikam,
Senduku mencari wajah dari celah ingatan yg mesra,
Tersimpul di dadaku,
rindu ketika kau Tiada dalam Ada,
dan ketika kau Ada dalam Tiada,
Samar-samar kusimpan cahaya ini,
Lalu kuhadirkan ucapkata menimba gelora,

GELIAT JIWA


********************
Suara itu seperti angin,,,
seperti tak pernah berhenti,,,
kadang membawa badai,
kadang membawa damai,,

Aku berlari diantara tebing kegundahan rasa..
Aku menari ditepian keresahan hati..
melangkahi jalan-jalan yang berhias jebak,
Teriak-ku dalam ketidakberdayaan..
aku ingin terlelap meski tanpa bisa bermimpi….

Hanya hidayah kan menjadi jalan yg bijak ....
---------------------------------------------------smoga.

MEMBONGKAR WAJAH DI MATA MAYA.

Gim lagi baca Nasehat tuk Hamba Alloh

=============================
Aku mencoba dalam kearifan membaca,
Mencari penjelasan tentang Seribu tanda-tanda,
Sebab ada sesuatu yg rasanya ingin lepas,
dari tangan yg meluncur lewat sela2 jemari,
Dan juga ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas,
tapi kini aku mulai merindukannya

Rabu, 03 April 2013

TERSUDUT


L
etih berpegang pada satu aksara. mahu ku hancur jadi beribu.
mungkin sudah kebal dia dengan kata cacimaki.
sangking kebalnya sehingga dia duduk di satu sudut.
lalu ia mengopi dan merokok,
sambil menadah telinga untuk semua kata hina.