Selasa, 18 Juni 2013

MASIH TETAP MANUSIA


Kebahagiaan masih jadi janin,
Tapi Pedih sudah beranak-pinak perih,
Kerlap kerlip cahaya hanyalah perayaan kekalahan,
bertahan hidup dari benih keyakinan yang nyaris layu.
Keraguan untuk membuktikan bahwa keyakinan bisa dipercaya,

Harus tegap lurus-lurus, terobos segala semak belukar interupsi,
menggapai pelataran masa depan, meski sampai ruh membeku,
Sebab walau manusia terus berharap,
Dirinya masih manusia ................

MENGUATKAN LANGKAH.


Akankah kau datang mengenakan pakaian yang serba hitam ?
Dan membawa serangkai bunga kemuning.
Tahukah kamu Kemuning yang kau tanam telah rindang.
Sedang aku terpasung di bawah nisan BATU kenangan .
Kukuatkan langkah ke depan cahaya tanpa gerhana
Agar ku tak terbenam dalam kubang nestapa yg tak terperikan.
Aku harus lebih kuat dari seluruh peristiwa,
karena hakikatnya, hidup adalah perjalanan panjang,
yang hanya dapat ditaklukkan dengan kekuatan jiwa yang utuh.

OHH .....BIDADARI BERSAYAP PELANGI.


betapa getar ini kian bersimaharaja,
bisakah kau percayai pesan singkatku,
dan mengamini pinta bulan di lincak rindu,
dan kuharap dekatkan lagi auramu dipunggung hayalku,
lalu kunikahi diammu dengan puisiku,
agar bait-bait senyum segera merambah dalam raga,
Bahkan lenguhan kecilmu serupa dzikir azasi,
penanda syukur jiwa fitri.
sekarang aku katakan padamu
"Aku menyanjungmu dengan sepenuh hati"

MENGUPAS MIMPI.


Di belantara sepi malam.
Kukupas hati , menyembul kusut kenang kisah,
Lalu aku punguti sisa sisa mimpi yang samar,
Agar tak menjadi kerinduan yang menahun,
Meski ragaku kian aus menjadi serpihan puing2 tak berharga,
Tetapi kuharus tetap melawan usia pasir waktu,
yg merapat kegerbang senja,
Dalam tertatih Ringkihku...
Kuberusaha istiqomah memohon Rahmat kasih_NYA,
Untuk selalu tetap menuntunku dlm menunggu penilam asmaraku…
Meski entah sampai kapan ?

KU INGIN TENDANG WAJAH BADAI.


Akan ku tendang wajah badai yg menghancurkan hatiku,
dan akan ku tempeleng gerimis agar tak memaparkan kisah laluku,
tengoklah aku yg tercampakkan oleh peradaban bumi,
dimana ada bekas jejak tapak kakiku,
yang kala lunglai dalam berdiriku,
pupus tergerogoti bayang bayangmu,
luluh kehidupanku terjepit bukit bukit kenangan,
namun perjalananku belum berakhir ...
Karena masih ditemani bulan perindu berselimut awan.

CIUMILAH HATI & BATHINKU DGN KASIHMU.

Hasrat Membara


Dingin dalam beku hasrat,
Berselimut keinginan dideras amuk resah,
Dalam licinnya pengharapan,
Menganga pada setiap rasa
Menghambat jadi palung rona,
Di saat cinta tergantung pada rindu,
Mengapungkan angan beramuk rindu.

Aku dalam puisiku...menyulam bahagia yang tiada,
Mengenang sepi yg menggantung meratapi seribu perih,
Dan aku bercinta dengan kata pada setiap bait.

KALBU MINUS 5 DERAJAT CELCIUS.

gigil BROMO
|

Pagi beku tampilkan gambar di kaca-kaca,
Embunpun mengukir pohon, bunga, dan daunnya,
Terus juga turun, bergulung-gulung menumpuk di sanubariku ,
Sedangkan aku terkejap mengagumi setiap kata yg kau isyaratkan,
Di kesendirian melayang dengan setengah patah menggapai ruang.
Menyambut pagi yang mengendap-endap.
Datang menghampiri dan menendang semua mimpi dalam puisi.
Beku dan padat menggenggam kehidupan.
Kadang begitu kejam memenggal jalan dan Menghardik nasib,
Ku tetap akan menganyam badai tiang penopang,
Walau ada tali menelan matahari pada sejengkal hati.

MENUANGKAN ANGAN.


Menggeliat mengusik renungan,
Menuangkan kenangan luruh jiwa dan rasa,
Melewati waktu dengan tarian ilusi dan gerak jemari,
Membentuk meliuk memeluk warna,
Dan ku utarakan sukma keindahan kedalam kanvas hati.

MENGEJAR MIMPI & HARAPAN

 

KESENDIRIAN MERUBAH JIWA,
MESKI PELIPIS DIGERUS OLEH MIMPI DAN HARAPAN.

Hidupku adalah sebuah perjalanan panjang berproses.
Beranjak dari sebuah buaian dan menghilang terbatas waktu.
Langkah ini menepak membuat sebuah cerita,
DAN selalu saja ada kisah baru dalam episode langkah kaki

NASEHAT TUK DIRIKU SENDIRI.


Hai Gim,
Alam ini terhampar berjuta harapan,
Janganlah kau ada pikiran keputusasaan,
Sesulit apapun harus diperjuangkan,
Sebab masih banyak kemudahan2,
Karena di alam ini terdapat cahaya iman,

Ingat dan rasakanlah Gim,
Allah selalu ada tatkala hatimu terluka,
Allah selalu ada tatkala ragamu menderita,
Allah selalu ada tatkala sukmamu dihina,
Allah selalu ada tatkala bahagia menyapamu,
Ujian kan datang silih berganti,
hadapai ia dengan rumus Illahi,
Jangan pernah takut melangkah,
Niatkan semua peran tuk ibadah,
Niscaya kedamaian kan bersemi di hati,
selama ikhtiar dan doa melantun indah,
Allah jualah pengubur segala resah,gundah dan gelisah,
Hidup ini hny sekali dan sejatinya hidup tuk mengabdi kpd Illahi Robbi.

RENUNG 1/3 MALAMKU.


Rumah mewah, harta benda, kedudukan, jabatan,
namun ketika nafas terhenti alias mati bin jadi mayat,
sebatang jarum pun tak dapat dibawa,
sehelai benang pun tak bisa dimiliki,
> Apalagi yang mau diperebutkan > Apalagi yang mau disombongkan,
> Smoga dalam menjalanilah hidup ini. kita dalam keinsafan nurani.

TERLUKISKAN.


Kulukis kisah nyata,
Dari ilham raga yang berjauhan,
Membentangkan samudra hati,
Mengalirkan tetes-tetes kasih sayang disungai kesabaran,
Terlukis kepasrahan jiwa, dengan mengenggam serpihan hati ,
Pada kanvas pengharapan.

Jumat, 07 Juni 2013

TIDAK MUSTAHAL bin GAK MUSTAHIL.


Matahari dan Mendung sudah berlumpur sumpah,
Sesenyap Sunyinya malamku berbalut mimpi mimpi asa,
Ku cari2 harap di tiang tanah menembus angin, hujan dan bara,
Dinginnya malam mencaciku dan kubasuh dgn dada kesabaran,
Dan teriknya siangpun menderaku dengan dendam,
Aku tetap bernafas dengan sederhana.... dan
Kunikmati setiap tangis dalam jiwa yang tak sempurna,
ditengah orang-orang yang bahagia .............

Selaras dengan detak waktu ....
Yang tak setiap kalah karena lemah,
Yang tak setiap juara karena perkasa,
Yang tak setiap sahabat karena dekat,
Yang tak setiap menarik karena cantik,
Yang tak setiap sederhana jadi terhina,
Yang tak setiap angan jadi kenyataan,
Yang tak setiap bencana jadi petaka,
Yang tak setiap luka jadi derita,
Yang tak setiap sedih terasa perih,
Yang tak setiap sengsara terus terasa,
Yang tak setiap cinta memberi bahagia,
Tapi semua yang setiap setiap pasti binasa,.
Karena semua adalah takdir yang datang bergilir

Rabu, 05 Juni 2013

KOPYAH HITAMKU


Malam larut tak berangka,
Huruf2 yg bertebaran, ada tanda baca sampai tanda tanya,
Dan aku ambil huruf yg masih banyak tersisa,
Aku susunlah kata kata aksara menjalin kalimat,
Mungkin sesungguhnya itulah hidupku,
Kalimatpun terang remang memenuhi sudut ruang pandangku,
diselubungi kelam dari bumi tak bermentari,
Sang Bulanpun mengkerut keriput di awang awang,
Yang mengisyaratkan bahwa dunia adalah gulita dan pelita,
Karena cahayanya sudah habis disedot mendung,
Dan aku mendapati yang tersisa itu kelabu.
Sebab ada cahaya semu yang tak sanggup hadir,
Dengan Kopyah hitam bertengger di kepalaku,
Aku hidangkan butiran butiran Do'a.

RASA YANG DEMIKIAN.


Setelah pengalaman bathin ...........
Lalu menyerahkan pilihan kepada keyakinan,
Dan ada sesuatu yang tak henti meruang,
ketenangan yang tak pernah mampu kita jelaskan.
Dan terselip hening yang membenamkan rindu.
Atas rasa yang demikian nyata,
bagai obsesi yang amat indah tak tertahankan.