Sabtu, 16 Juni 2012

MEMBINGKAI ARTI

Ada sendu terparkir kuat dalam teras hati,
tak ada pintu ataupun jendela yg lepas terbuka,
dalam suatu ruang pasrah,
masih saja aku rajin menghitung mimpi,
memecah memilah disetiap malam dlm dingin kesunyian,
dengan sebilah pena dan sebatang keyboard.
masih saja ingin ku tuliskan berjuta juta ocehan angan2,
tentang perjalanan ARTI penggapaian,

baju dan selimut damba-an sibuk kibasi gigil,
dalam pertapaan musim hujan kecemasan,
dipondok raga reot yg beku dalam penantian,
tak bertemu jalan dalam semak belukarnya hasrat,

tak ada pagi dan tak ada senja dalam kisah kita,
hanya udara sesak yang menyelinap dari kerinduan,
mengibas ngibas lampu minyak gelisah,
menemani acara penenunan badai,

sepertinya tak ada musim yang berganti,
hanya tetes rintik air diatas bantal pembaringan,
rapuhkan rajutan pada anyaman janji kesetiaan,
akhirnya kutertidur tak pulas dalam kepasrahan,
dan kudicemo'oh oleh bahasa keHangat-an,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar